:: Mutiara Kata Pembuka Hati ::

What's.....

Children

(Kahlil Gibran)

Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life’s longing for itself
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you
You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
Which you cannot visit, not even in your dreams
You may strive to be like them, but seek not to make them like you
For life goes not backward nor tarries with yesterday
You are the bows from which your children as living arrows are sent forth
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
And He bends you with His might that His arrows may go swift and far
Let your bending in the archer’s hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also The bow that is stable


Friday, April 29, 2005

Apa Impian Sejati Sejatimu, Kawan?



Bismillahirahmanirrahim...

Kawan, sudikah engkau kiranya luangkan waktumu sejenak untuk kawanmu ini? Sekadar mendengarkan apa yang mengusik di dalam hati saya, mungkin di dalam hatimu juga. Sekadar berbagi tentang pencerahan dalam hidup ini.. agar kita senantiasa menjadi manusia yang memang pantas "diandalkan" oleh Tuhan kita, untuk mengurus segala sesuatu di atas bumi ini.
Bukan menjadi sebaliknya, yang malah merusak apa yang indah, namun mereka selalu menyangkalnya dengan mengatakan bahwa sesungguhnya mereka lah manusia yang melakukan segala perbaikan-perbaikan.

Jika engkau telah bersedia, mari kita mulai; akan saya mulai ini dengan satu pertanyaan sederhana: "Apakah impian sejatimu?"

Mungkin bagi beberapa orang, sangatlah mudah untuk menjawab sebuah pertanyaan. Tapi bagi saya, menjawab pertanyaan sama dengan menyimpulkan sesuatu dengan persepsi kita sendiri; Apakah itu menjadi suatu masalah? Tidak juga sebetulnya.
Yang menjadi masalah apabila persepsi kita dan persepsi yang lain menciptakan suatu benturan yang membuat kehidupan ini cenderung bukan mengarah pada "perbaikan", malah sebaliknya akan menciptakan sebuah kemunduran-kemunduran.

Kau pasti mengerti apa yang saya maksudkan. Saya tidak perlu menjabarkan lagi, seperti apa kemunduran yang saya maksudkan. Karena itu, ijinkan saya untuk membawa pertanyaan di atas, ke dalam sebuah renungan kecil. Dengan harapan, kita bisa sama-sama menginteropeksi diri kita masing-masing, apakah kita memang benar-benar telah menjadi manusia yang berjalan di atas jalan yang telah ditentukan olehNya, atau justru kitalah orang-orang yang berpaling dari setiap tanda-tanda yang telah ditinggalkanNya di sepanjang jalan hidup kita yang membentang ke depan.

Mungkin sebelum kita bisa menjawab, "apa impian sejati kita?", ada baiknya kita mencari tau dulu apa itu 'impian'. Di sini kita tidak perlu merujuk pada pemikiran-pemikiran para pemikir terdahulu, yang sudah lebih dulu menyelidiki masalah mimpi; seperti Sigmund Freud misalnya. Sebab terus terang, masalah mimpi adalah masalah yang sangat subjektif. Jikalau ada orang yang berusaha mencari "jawaban atas sesuatu" dengan menstandarisasikan manusia, menurut saya, dia telah mengambil langkah awal yang salah.
Sebab bukankah setiap manusia itu unik?

Sebagai contoh, kita tidak bisa mensamaratakan arti dari mimpi setiap orang.
Sebab manusia menjalani kehidupannya yang berbeda-beda. Ya, itu adalah acuan awal kita. Manusia memiliki "pengalaman hidup" yang berbeda. Jikalau kamu dan saya sekarang berada di titik yang sama, bukanlah berarti kita juga telah melewati jalan yang sama. Pertemuan kita di sini, tak lain hanyalah karena memang ini sudah semestinya terjadi. Yah, mungkin terdengar agak Fatalis, tapi jangan khawatir, ini baru dimulai. Alangkah baiknya jika kamu, kawanku, tidak segera mengambil kesimpulan di sini.

Jadi apakah impian menurut persepsi saya? Impian yang saya maksud tidak sama dengan apa yang orang sebut dengan 'mimpi', Sang bunga tidur itu. Impian yang saya maksud lebih mengarah pada 'cita-cita' seorang anak manusia di dalam kehidupan ini. Sebuah titik yang membuat ia terus melangkah ke depan, dengan satu pengharapan: pada suatu hari ia akan tiba di titik tujuan itu.

Kamu mungkin sudah tau; apa yang dicari di titik tujuan itu. Tapi jika kamu enggan untuk menyimpulkan ataupun enggan untuk menjawabnya sekalipun di dalam pikiran, saya akan mencoba mengatakannya. Ya, apa yang dicari di titik itu tentunya adalah: "Kebahagiaan".

Jadi apakah bisa kita tarik suatu garis kesimpulan di sini? Mari kita coba sama-sama; Manusia, dalam masa hidupnya, yang dicarinya adalah kebahagiaan. Jadi apa yang sejak tadi kita bicarakan tentang impian itu, tak lain adalah usaha pencarian kebahagiaan.

Tapi kita tidak berhenti di sini, Kawan. Bukankah pertanyaan pembuka tadi adalah:'Apakah impian sejatimu?"

Ya, mari kita sekarang berusaha menyamakan persepsi tentang arti kata "Sejati".

Apa arti sejati? Sejati adalah sesuatu yang tak akan pernah habis.
Sebab ia sifatnya kekal tak lekang dimakan zaman. Lawan kata dari sejati adalah fana atau bisa juga semu. Kita sering mendengar kata: "Dunia fana." Ini berangkat dari suatu anggapan bahwasanya dunia ini memang suatu saat akan tidak ada lagi.

Lalu, adakah impian sejati atas kebahagiaan sejati? Sebuah impian yang memang betul-betul tujuan kita. Suatu tempat di mana kita tidak akan merasa bosan di sana.
Suatu titik akhir, sebab kita memang sudah tidak memerlukan apapun lagi, sebab di sanalah semua yang kita cari selama ini berada.

Beberapa orang yang agak enggan untuk diajak berpikir secara dialektika menjawab: "Tempat itu pastilah surga."

Saya amat menyayangkan cara berpikir seperti ini, sebab saat seseorang menjawab seperti itu, maka dia telah mengambil kesimpulan dengan terlalu cepat. Dan secara otomatis, pertanyaan tentang hal itu akan tidak ada lagi. Sebab ia merasa sudah "menemukan" jawabannya.

Ya, masalah iman memang urusan individu. Ini bukanlah urusan yang bisa dicampuri oleh siapapun di luar diri kita. Tapi sekali lagi, ijinkanlah saya untuk memberikan sudut pandang saya di sini.

Surga memang sudah menjadi semacam "kesepakatan" manusia yang percaya, bahwa itu adalah titik akhir kita semua. Di mana kita akan menemukan kebahagiaan yang sejati. "Sejati" sebab sering kita dengar, dan bahkan telah kita yakini, bahwa waktu di Surga adalah abadi. Inilah kesamaan yang bisa saya lihat antara Surga dengan "impian sejati" yang di atas telah saya coba jabarkan.

Bila kawan lupa, akan saya ulangi; persamaannya terletak pada sifat dari "tempat", "titik" itu, yaitu: Suatu titik akhir, sebab kita memang sudah tidak memerlukan apapun lagi, sebab di sanalah semua yang kita cari selama ini berada.

Oke, mari kita berhenti bicara tentang "Surga". Mari kita membumi.
Dan mari sekarang kita sama-sama tanyakan: Apa impian sejati kita?

Adalah sah-sah saja jikalau seseorang menjawab: "Surga". Tapi orang itu mesti menanyakan lagi pada hatinya sendiri: "Apakah saya memang sedang dalam perjalanan ke sana?"

Banyak manusia kini telah sedikit banyak terpengaruh dengan kehidupan materialis.
Kita tidak bisa memungkiri bahwa terkadang kita pun masih mempunyai impian yang tidak seperti jawaban orang di atas; yang menjawab impiannya adalah "Surga". Banyak dari kita yang punya impian: "Menjadi orang yang memiliki banyak harta", "pergi keliling dunia", "membeli benda-benda tertentu", dan lain sebagainya yang berhubungan dengan sifat duniawiah yang fana.

Menurut saya, hal itu tidak sepenuhnya salah. Sebab jika kita mau tilik dengan pikiran yang "terbuka". Kita akan melihat bahwa orang-orang seperti itu memiliki semangat hidup yang besar. Malah saya bisa mengatakan: bahwa impian adalah sesuatu yang membuat kita tetap hidup sampai hari ini. Bisa kita bayangkan, seseorang yang tidak mempunyai impian. Apa yang
dia "kejar", apa yang dia tempuh? Tidak ada. Lalu apa tujuan hidupnya?

Tapi sekali lagi saya mengajak kawan untuk menginterospeksi diri kita masing-masing.
Apakah kita memang sedang menuju pada titik yang sangat kita damba itu? Entah itu yang bersifat duniawiah ataupun yang bersifat surgawiah. Itu tidak jadi masalah di sini. Masalahnya adalah sangat penting bagi kita untuk mempertanyakan berulang-ulang pada diri ini sembari kita melangkah, apakah memang di titik itulah kita akan menemukan "Kebahagiaan yang sejati"? Atau malah di titik itu kita akan menemukan lagi sesuatu yang membuat diri kita menyia-nyiakan apa yang sudah diberikan oleh Sang Pencipta kita.

Mari kita jawab ini semua di dalam hati kita saja. Sebab hanya hati kita yang betul-betul mengerti hal ini. Saat logika tidak mampu menjawab sesuatu yang sifatnya abstrak, maka hatilah yang kita andalkan.

Cukup sekian Kawan, renungan pada hari ini. Semoga ini bisa membawa kita dan menuntun kita semua ke impian sejati kita. Bukan impian semu. Amiin...

Wassalam.

*perenungan panjang itu bernama peradaban.*

go to the top of the page

Thursday, April 28, 2005

Indahnya Keluarga Sakinah


Kata sakinah terambil dari akar kata yang terdiri atas huruf sin, kaf, dan nun yang mengandung makna ketenangan, atau anonim dari guncang dan gerak. berbagai bentuk kata yang terdiri atas ketiga huruf tersebut semuanya bermuara pada makna di atas. Rumah dinamai maskan karena ia merupakan tempat untuk meraih ketenangan setelah sebelumnya sang penghuni bergerak (beraktivitas di luar).

Salah satu tujuan orang berumah tangga adalah untuk mendapatkan sakinah atau ketenangan dan ketentraman tersebut. Dalam Alquran Allah berfirman, Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir (QS. Ar-Rum [30]: 21).

Keluarga sakinah. Telah menjadi sunatullah bahwa setiap orang yang memasuki pintu gerbang pernikahan akan memimpikan keluarga sakinah. Keluarga sakinah merupakan pilar pembentukan masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan yang shjalih. Di dalamnya kita akan menemukan kehangatan, kasih sayang, kebahagiaan, dan ketenangan yang akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga.

Memang tidak mudah membangun keluarga semacam ini. Banyak pengorbanan dan proses yang panjang untuk mewujudkannya. Proses ini tidak hanya terbatas pada saat telah menikah saja, tapi diawali pula dengan kesiapan tiap-tiap individu (calon suami dan calon istri) untuk mempersiapkan ilmu, ekonomi, dan mental secara baik. Tak kalah pula "ketepatan" memilih calon pendamping. Setelah menikah suami sebagai pemimpin keluarga, maupun istri atau ibu sebagai pendamping sang pemimpin harus bekerja keras mendapatkannya. Selain itu anak pun harus dilibatkan dalam memperjuangkannya.


Keluarga sakinah melahirkan generasi tangguh

Anak-anak yang berkualitas hanya akan lahir dari keluarga yang berkualitas pula. Di sini, keluarga sakinah menjadi "sistem' terpenting untuk mewujudkan lahirnya anak-anak berkualita tersebut. Di dalamnya terdapat nilai-nilai seperti cinta, kasih sayang, komitmen, tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan dan komunikasi yang baik. Keluarga yang dilandasi nilai-nilai tersebut akan menjadi tempat terbaik bagi anak-anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.


Agar Tercipta Keluarga Sakinah

Untuk menciptakan keluarga sakinah ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, di antaranya: Seluruh komponen rumah tangga harus mampu mengelola semua perbedaan yang ada menjadi sebuah sinergi sinergi yang menguntungkan dan saling menguatkan.

Perlu menghindarkan sikap menonjolkan diri atau mengganggap dirinya paling penting dan berpengaruh di keluarga. Sikap ikhlas menjadi modal dasar yang utama, terutama bagi orang tua dalam mendidik anak.

Orang tua harus mampu memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Teladan yang baik dari orang tua akan mempengaruhi perkembangan mental dan spiritual anak.

Harus ada kesabaran dari orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Bila kita memiliki kelebihan dana atau keuangan dalam keluarga, sebaiknya digunakan untuk ibadah (zakat, infak, sedekah, dan lainnya), selain menjadikan rumah sebagai sarana belajar dan menambah ilmu.

Selalu mengikuti perkembangan anak dan kita bekali mereka dengan ilmu (agama dan dunia). Tanamkanlah nilai-nilai moral dan agama kepada anak-nak kita teruatam ketika masih dalam tarap perkembangan. Ketika mereka remaja usahakan agar diri kita bisa menjadi sahabat atau teman terbaik mereka, untuk berbagi (curhat).

Untuk membangun keluarga sakinah minimal ditunjang oleh teladan, cinta ilmu dan sistem yang islami.

Hanya rumah tangga sakinah-lah yang dapat menjadi fondasi tangguh bagi berdirinya masyarakat dan bangsa yang beradab, maju, dan beriman. Insya Allah!

go to the top of the page

Wednesday, April 27, 2005

Anakku Sudah Bisa Kencing Sendiri

Oleh Prie GS

Kami sekeluarga belum lama ini menyelenggarakan sebuah syukuran sederhana atas keberhasilan anak bungsu kami yang masih balita karena ia sudah bisa kencing sendiri. Ini adalah prestasi pertamanya sejak ia bayi. Kami semua berteriak gembira menyambut hari yang bersejarah ini. Dan si anak bukan main gembira melihat respon sekitarnya yang begitu luar biasa. Ia merasa telah menjadi anak gede, suatu imajinasi yang tak henti-hentinya ia bayangkan. Ia mulai merasanikmatinya menjadi gede dan menolak disebut sebagai bocah.

Memang kencing pertama ini belum sempurna. Masih muncrat di sana-sini, baju serta kaos anak ini pun menjadi pesing semua. Ia pun belum cukup sabar untuk menunggu tetes terakhir habis dan sudah buru-buru memasukkan titit kecilnya itu kembali ke celana. Tapi siapa peduli atas ketidaksempurnaan ini. Kami semua menciuminya bertubi-tubi dan kami kabarkan prestasi ini ke tetangga dan sanaksaudara.

Kami tidak peduli apakah para tetangga ini peduli. Kami juga tak mau repot-repot apakah respon mereka itu sekadar basa-basi, tulus atau malah muak. Yang jelas kami menjadi sibuk dengan kegembiraan kami sendiri. Bagi kami yang merawat ini sejak ia masih dalam kandungan, prestasi semacam ini jelas sesuatu yang mengguncangkan. Inilah ancaman beranak-pinak, kami begini gampang menjadimenyebalkan tanpa kami sadari.

Bayangkan, jangankan membuka celanannya sendiri untuk kemudian bisa pipis sendiri, bahkan ketika anak ini mulai bisa menatap benda-benda, mulai bisa menatap lawan bicaranya pun, kami semua berteriak-teriak gembira. Ketika kemudian ia bisa mengapai-gapai dan bersuara, kami berteriak-teriak lagi.Pendek kata, sepanjang menyangkut soal anak, hidup kami menjadi penuh teriakan.

Tapi setelah rampung menuntaskan hajat kegembiraan ini saya mengajak istri untuk bincang-bincang secara serius. ''Mulai saat ini, anak kita sudah akan terbiasa mengelola tititnya sendiri. Memang masih akan butuh bantuan kita, tapi sepenuhnya, barang itu akan menjadi miliknya yang sangat pribadi. Ia akan menjadi anak muda nanti. Dan kita pernah mengalami sendiri, betapa berat menjadi anak muda. Kita sendiri butuh jatuh bangun untuk menyelamatkan masa muda kita. Jurang menganga di mana-mana dan kita suka atau terpaksa pasti pernah berada di tepi-tepinya. Beruntung tidak sampai nyebur, tapi sungguh itu adalah sebuah tahapan yang sangat berbahaya. Terpeleset sedikit kita sudahlangsung akan terkubur di dalam aib bersama.''

Istri saya mulai sentimental. Matanya mulai berkaca-kaca. Saya tetap tidak peduli dan semangat kotbah saya malah menjadi-jadi. ''Padahal kau tahu, mengurus titit itu makin lama makin tidak mudah. Bayangkan, jika banyak remaja sekarang ini tidak cuma bebas pacaran tapi juga bebas begituan. Sambil begituan pun mereka mereka bisa memotret aksinya sendiri, merekamnya sendiri untuk akhirnya dipertontokan sebagai bioskop umum nasional,'' kata saya. Kali ini saya terpaksa menghentikan kotbah karena istri saya sudah menangis dengan kerasnya. Sebabnya jelas, ia pasti tengah membayangkan fantasi buruk tentanganak kesayangannya.

Di luar, anak-anak saya tampak bercanda dengan gembira. Si balita, yang lagi-lagi dengan suara keras pamer pada teman-temannya bahwa betapa ia sekarang sudah bisa pipis sendiri. Sementara banyak anak-anak tertawa mendengar pengakuan anak ini, tangis istri saya malah makin menjadi-jadi.

Susah payah saya menenangkannya, ini bukti bahwa beranak-pinak tidak cuma berisi teriakan dan kegembiraan semata, tapi juga puasa terus-menerus. Puasa dalam berbagi bentuk. ''Aku puasa untuk tidak selingkuh, dan kamu kuat puasa untuksetia,'' kata saya.

''Karena jika orang tuanya rajin puasa, anak-anak itu pasti terperangkap dalam resonansinya. Jika ia melanggar pasti cukup sewajarnya. Jika ia terpeleset, pasti cepat bangunnya dan jika ia salah, pastilah mudah ampunannya,'' tambahsaya sok berfilsafat.

Maka tantangan saya pada istri ialah: kuatkah kita berdua selalu berpuasa menghadapi zaman yang keras ini. Ia tidak menjawab. Tapi begitulah gayanya jika ia sedang setuju. Mirip ketika saya pertama kali melamarnya. ''Puasa, siapatakut!'' kami berdua akhirnya tertawa.

go to the top of the page

Tuesday, April 26, 2005

Membangun Harga Diri Anak



Dengan muka masam, Ibu itu membersihkan mulut anaknya dengan sangat kasar. "Ceuk urang ge entong milu, jadi weh mabok. Era weh ku batur," kata Ibu tersebut dengan ketusnya. Artinya kira-kira, "Kata saya juga jangan ikut, jadi aja mabuk. Kan malu sama orang lain".

Peristiwa tersebut terjadi saat saya naik sebuah angkot. Persis di depan saya ada seorang anak laki-laki yang ditaksir berusia enam tahunan. Mungkin karena tidak tahan ia (maaf) muntah, dan muntahannya itu mengenai baju beberapa penumpang lain. Saya sangat kasihan sekali melihat anak itu, sudah pusing, dijauhi, malu, dimarahi pula. Di tempat lain saat berjalan-jalan di sebuah toko buku, terlihat seorang anak yang sangat aktif.

Sambil mengoceh, ia "mengacak-acak" buku yang ada hadapannya. Terlihat ibunya dengan sabar berusaha menghentikan aktivitas anaknya tersebut. "Sayang jangan merusak buku-buku itu nanti orang marah, ya," kata ibu muda itu sambil memegang tangan sang anak. "Eggak mau, Ade pengen buku ini," jawab si anak sambil memegang sebuah buku bergambar.

Dengan santun Ibu itu berkata, "Kalau begitu kita ambil tempat bukunya yuk, agar Ade bisa memasukkan bukunya ke keranjang!". "Ade mau," jawab si anak dengan gembira. Ia pun segera mengikuti langkah ibunya mengambil sebuah tas belanja. Kisah di atas memperlihatkan dua sikap berbeda yang diambil orang tua dalam menyikapi prilaku anak-anaknya.

Sikap yang diambil ibu pertama benar-benar tidak tepat. Alih-alih mendidik, ia telah menjatuhkan mental dan harga diri anak di depan umum. Bagaimana pun alasannya kita tidak bisa menyalahkan anak yang mabuk di kendaraan karena hal itu ada di luar keinginannya. Sedangkan ibu yang kedua, berhasil mengendalikan "kekesalannya" pada sang anak dengan memberikan bimbingan yang tepat sehingga aspek pembelajaran bisa berjalan lancar.

Di balik semua itu, memarahi anak, terlebih lebih menjatuhkan mentalnya, bila berulang kali dilakukan orang tua, secara tidak langsung akan membentuk dan menanamkan mental yang buruk bagi anak. Anak yang dibesarkan dalam cemoohan akan cenderung memaknai dirinya seperti apa yang dikatakan lingkungan kepada dirinya.

Sebagai contoh bila lingkungan sering mengatakan ia bodoh, maka anak akan mengidentifikasikan dirinya sebagai orang bodoh yang tidak layak menang. Hal ini akhirnya akan mempengaruhi mental dia saat menghadapi kehidupan pada masa yang akan datang. Harapan untuk sukses berasal dari pengalaman yang dipelajari, terutama dari orang tua.

Bila orang tua memberi kepercayaan pada anak sehingga memungkinkan anak belajar meningkatkan kemampuan dirinya, setiap inisiatifnya dihargai, dan dia sebagai anak tidak banyak dikecam oleh orang tua dan lingkungan terdekatnya yang berpengaruh, ia akan belajar menemukan harga diri (self-esteem). Kepercayaan orang tua mempengaruhi pertumbuhan mental dan kepribadian anak. Banyak keunggulan-keunggulan intelektual maupun sosial yang sangat dipengaruhi oleh kepercayaan yang diterima anak.

Berkat kepercayaan orang tua kepadanya, anak memenuhi kebutuhannya yang paling mendasar pada saat ia masih kecil, yakni basic trust (kepercayaan dasar). Kepercayaan dasar yang kuat akan membuat anak merasa aman dan nyaman, sehingga ia berani mencoba, belajar menghargai dirinya, sehingga jika dikelola dengan baik akan membuahkan kekuatan self-reward--keadaan dimana anak tidak perlu mendapat dukungan dari luar sudah menemukan kebahagiaan manakala ia menuai keberhasilan.

Kepercayaan dasar juga membuat anak merasa dirinya berharga dan merasa terlindungi. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Albert Bandura dalam bukunya Health Psychology Reader (2002), sebagaimana dikutip M. Fauzil Adhim bahwa kompetensi seseorang tidak hanya ditentukan oleh keterampilan yang ia miliki, tapi juga oleh kepercayaan terhadap efikasi diri, yakni harapan atau keyakinan untuk sukses.

Maka benarlah apa yang dikatakan Rasulullah pada seorang ibu yang berusaha merenggut anaknya dari pangkuan beliau, saat bayi itu pipis. "Pakaian yang kotor ini dapat dengan mudah dibersihkan oleh air. Tetapi apakah yang sanggup menghilangkan kekeruhan jiwa anak ini akibat renggutanmu yang kasar?"

Sumber dari Replublika Online

go to the top of the page

Nak, Kembalilah ke Rumah

Mahyudin Purwanto


"Muliakanlah anak-anakmu dan perindahkanlah akhlak mereka" (Al-Hadis) Anugerah yang terindah bagi orang tua adalah hadirnya seorang anak dalam kehidupannya. Anak merupakan permata, penyejuk hati, dan penerus generasi yang tak ternilai. Kehadirannya dalam keluarga membawa banyak keberkahan, karunia, dan rezeki kebahagiaan melalui celoteh, gelak tawa, tangisan dan riuh rendahnya suara teriakan mereka.

Karena keindahan itu, orang tua banyak memberikan perhatian lebih dalam kehidupan anak. Bukan saja dalam hal keseharian tapi segi-segi pilihan hidup bagi sang anak. Dan alasan yang sering muncul dari apa yang telah diberikan dan dikorbankan itu adalah karena mereka menaruhkan tumpuan harapan kepada sang anak.

Sehingga orang tua bersedia memberikan segalanya, walau ditempuh dengan susah payah. Namun, mengapa ketika beranjak usianya, anak justru lebih menyenangi lingkungan di luar rumah dan lebih nyaman dengan pergaulannya? Sementara dengan perkembangan zaman seperti ini, banyak hal yang akan cepat mempengaruhi kondisi pribadinya. Kehadiran zona-zona bermain yang begitu banyak, mal dan plaza, ancaman napza, tontonan teater dan cafe dan lain sebagainya yang begitu melalaikan sekaligus mengkhawatirkan.

Haruskah waktu belianya dilalui dengan begitu saja? Sedangkan mesjid dan rumah sebagai tempat yang mulia, jarang menjadi tempat singgahnya. Patut kita renungkan dan lihat lebih jeli. Bukankah rumah merupakan tempat yang layak untuk mereka kembali dan menuai banyak hal bagi kehidupannya? Mungkin rumah tempat mereka bernaung saat ini tidak begitu menjanjikan kesenangan yang mereka idamkan. Sedangkan nalurinya sebagai manusia, mereka mencari kenyamanan sesuai usia dan perkembangan dirinya.

Dan hal ini akan mengarahkan mereka untuk mencari, sekalipun kenyaman itu berada jauh dari lingkungannya. Namun seharusnya, tempat yang nyaman bagi anak-anak kita adalah rumah, tempat mereka dilahirkan dan dibesarkan karena di dalamnya ada orangtua dan tempat mereka mendapatkan salah satu jalan rezekinya.

Rumah, tempat menimba ilmu bagi anak
Tampaknya fungsi rumah sebagai tempat menimba ilmu bagi anak kurang kita perhatikan. Anak-anak yang belum begitu kaya dengan pemaknaan terhadap ragam peristiwa, masih mengikuti alur naluriahnya yang suka dengan dunia bermain. Ini harus diimbangi dengan peran orang tua sebagai teman dan guru bagi anak-anaknya. Tempat mereka mendapatkan pengetahuan dan cara menghadapi kehidupan dan solusi permasalahan.

Rumah, tempat perbaikan akhlaq
Memuliakan anak-anak bukan berarti memanjakan, tetapi berupaya memberikannya persediaan pendidikan yang baik, memperindah pekertinya, dan meneguhkan agamanya. Anak-anak harus dapat menemukan latihan dan pendidikan di dalam rumah, bagaimana mereka dapat bertingkah laku, memuliakan orang tua dan mempertajam keimanannya. Kelak, hal inilah yang menjadi dasar dan bekal mereka dalam menyikapi kebersamaan dengan orang lain.

Rumah, media mengembangkan ekspresi
Di dalam rumahlah seharusnya anak-anak mendapatkan semangat dan gairah untuk mengembangkan benih potensi. Tempat ia dapat mengetahui kemampuan dan mendapatkan bimbingan, ke arah mana semua itu ditujukan. Kebebasan seperti apa yang ia dapat peroleh dengan tetap memperhatikan norma-norma yang berlaku.

Rumah yang selalu merindukan
Kita harus menyadari bahwa anak-anak adalah titipan Allah yang harus kita jaga jiwa dan raganya. Kita harus berupaya semaksimal mungkin menjadikan momen tertentu menjadi sebuah waktu yang tepat untuk menjalin kebersamaan. Anak pun perlu sapaan-sapaan manis yang membuat mereka rindu akan kehadiran dan suasana keluarga.

Kesimpulannya, maka muliakanlah mereka dengan terus mendidiknya penuh semangat dengan pencerahan ilmu dan akhlak serta mendampingi perkembangan kehidupannya. Anak-anak yang memiliki ketangguhan luar biasa dan memiliki kemampuan besar, salah satu sebabnya adalah mereka telah mendapatkan bekal yang cukup dari rumah mereka. Karena itu, ajaklah anak-anak kita kembali ke rumah, tempat mereka memperoleh banyak kebaikan sebagai bekal yang bermanfaat pula bagi lingkungannya.
Wallahu a'lam.

Sumber dari Replublika Online

go to the top of the page

Ibuku, Inspirasiku

Mahyudin Purwanto



Waktu masih kanak-kanak, ibu pernah memintaku untuk mengangkut sekarung beras dari sebuah pabrik menuju ke rumah di kampung yang berbeda. Namun karena tenagaku yang tidak kuat, aku terjatuh di sebuah jembatan. Akibatnya karung beras itu jatuh di bantaran kali kecil itu. Sesampai di rumah ibuku mendengarkan semua alasanku. Aku khawatir ia akan marah. Namun, ternyata ia hanya berkata: "Oh jembatan kayunya kecil ya..." Padahal kejadian ini adalahuntuk ketiga kalinya.

Sekali waktu ibu pernah memarahiku karena aku tak mau membantunya menimba air. Aku sedang malas dan barulah pertama kali itu aku tidak melakukannya. Di depan pintu dapur, ia hanya mengucapkan: "Nanti kalau besar mau jadi apa, kalau malas...". Aku pun pernah marah kepadanya. Karena ia telah memakan kue pisang kesukaanku yang diberi oleh tetangga. Dengan peluhnya sehabis membuat sapu lidi, ia langsung mengambil kue itu dan berkata: "Kamu gak mau kan...". Ibu tak memperhatikan jawabanku selain langsung memakannya, padahal aku sangat ingin. Lain waktu setelah pulang dari sekolah, perutku lapar. Namun, aku tak menemukan nasi di meja makan dekat tungku api. Aku menemuinya, berharap ia menyimpan makanan itu di suatu tempat yang tak kuketahui. Tapi tebakanku salah. Dengan ringannya ia berkata: "Kamu panjat kelapa dan mencabut singkong di belakangrumah, lalu ibu yang memasaknya. Setelah itu kita makan bareng ya...".

Ibuku memang tak pernah marah ketika aku melakukan kesalahan, asalkan aku memberikan alasan yang bisa dimakluminya. Ia memberikan kesempatan dan waktu terus menerus untukku menyempurnakannya. Ia juga sangat menyukaiku bila aku mau disiplin dan tidak malas dalam melakukan sesuatu. Sedangkan, dulu yang kuanggap kesalahan ibu, justru ia mendidikku untuk belajar berempati dan menghargai jerih payah orang lain. Sewaktu kami kekurangan bahan makanan, ia mengajakkubekerja sama menjemput rezeki yang halal dan baik.

Aku terbiasa dengan perlakuan ibu kala itu. Kadang merasa nyaman, kadang was-was khawatir ibu akan marah. Walaupun aku menemui sikapnya berbeda jauh dari sangkaanku. Namun sungguh, di kala kami anak-anaknya menjalani kemiskinan justru ibu memperkaya diri kami dengan makna hidup yang sebenarnya. Memberikan asupan, semangat, dan cara mensiasati hidup dengan keridhoan terhadap apa yang didapatkan dan dijalani. Ibuku lulusan sekolah rakyat dan tak mengenyam pendidikan tinggi. Ia adalah wanita yang dicintai dan disegani anak-anaknya. Satu hal saja yang menempatkan ibu pada posisi sangat dihargai oleh anak-anaknya. Yaitu soal calon pendamping hidup. Tak satu pun pasangan hidup anaknya, baik laki atau perempuan yang tak melalui "tes ujian menantu". Satu hal saja, yang akan selalu ia tanyakan,"Apakah kamu sanggup dalam kemiskinan dan kekurangan anakku?".

Saat ini aku telah menikah dan dianugerahi seorang anak yang memasuki tahun pertama usianya, ia telah dapat meniru banyak hal. Aku dan istriku mengajarinya beberapa hal, seperti berterima kasih, berdoa di setiap kesempatan, tanda hormat dengan mencium tangan, rela melepas dan memberikan mainannya. Bila ia menangis, aku ajarkan untuk menyadari sendiri tingkahnya. Sampai akhirnya ia terdiam dan bermain kembali tanpa campur tangan ibunya untuk menghentikantangisnya. Ternyata, ia mau melakukannya walau membutuhkan waktu.

Namun dari semua itu, aku belajar dan terkayakan ilmu dari seorang wanita. Dialah Ibuku, yang menitipkan banyak nasihat dalam perjalanan hidupku, melekat, mendalam, dan penuh makna dengan ketulusannya. Aku bersyukur, Allah telah memberikan wanita hebat itu. Semua itu melahirkan sebuah inspirasi besar bagaimana mendidik anakku. Ibuku, inspirasiku. Aku akan berusaha melahirkan banyak hal untuk anak-anakku. Agar kelak mereka mendapatkan inspirasi luar biasa dan lebih baik setelahku. Walaupun aku tahu, ada sisi kekurangan dan keterbatasan ibu yang terbungkus dalam kesederhanaannya dalam hidup. Tentunya, setiap anak pasti akan menemukan kekuatan inspirasi itu dari seorang ibubagaimana pun keadaannya. Wallahu'alam.

Sumber dari Replublika Online

go to the top of the page

SIAPAKAH DIA ?


Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s (Nabi sulaiman saja sholat tepat waktu walau ia memiliki kerajaan yang luas)

Siapakah orang yang manis senyumanya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia kata "Inna lillahi wainna illa ihi rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabbi Aku redha dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada selalu menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan saujana mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

go to the top of the page

Monday, April 25, 2005

HADIAH TERBAIK


Menjelang ulang tahun-kedua putri saya, banyak usulan datang mengenai bentuk acara yang mungkin saya dan suami adakan. Ada yang menyarankan agar kami mengadakan acara pesta ulang tahun di kediaman orang tua saya, dan mengundang seluruh famili. Dari pihak keluarga suami, ada juga usulan untuk menyelenggarakan pesta ulang tahun Salsa di sebuah restoran ternama, dan mengundang keluarga dekat saja. Alasannya biar kami tidak perlu repot tentang bentuk acara dan lain-lain, karena sudah ditangani pihak restoran. Selain itu lebih praktis, tidak perlu repot dengan urusan cuci piring, dantentu saja..... prestise.

Setelah menimbang-nimbang, saya dan suami sepakat untuk membuat acara yang lebih berarti bagi salsa. Akhirnya kami mengundang teman-teman Salsa sekitar rumah, itu pun secara lisan agar acara tidak terkesan formal. Kebetulan rumah kami sehari-hari memang menjadi ajang bermain anak-anak berbagai usia (balita sampai anak SMP). Kepada mereka, kami wanti-wanti mengatakan untuk tidak membawa apa-apa, agar tidak merepotkan, terlebih kami tahu kebanyakan mereka berasal dari keluarga yang sangat-sangat sederhana. Saya dan suami, sebelumnya sudah membungkus berbagai hadiah (kebanyakan berupa permainan edukatif untuk anak seusianya), dan secara khusus, meski sederhana menyiapkan kamar bermain sendiri untuk Salsa. Itulah hadiah yang bisa kamiberikan untuk menandai bertambahnya 'kedewasaaan' anak kami.

Beberapa jam sebelum acara, ketika saya bersama Salsa sedang merapikan tempat anak-anak akan berkumpul nanti, serombongan anak-anak tetangga sudah berkumpul di halaman rumah. Kebanyakan mereka saling bertanya soal acara Salsa dan hadiah yang disiapkan. Dari sekian banyak anak Cuma satu yang sayadengar punya 'kado' buat Salsa.

Lainnya dengan wajah sedih menghadap saya, "Kak.... saya nggak dikasih uang sama Emak buat beli kado!" salah seorang dari mereka bicara.

"Kalo saya, Emak lagi sakit, kak. Bapak beli obat belum pulang! Saya nggak punya kado, kak!"

"kadonya utang dulu ya, Kak! Entar kalo Bapak gajian aja. Boleh nggak?"

Saya menatap mereka dengan menahan berbagai perasaan, kemudian dengan suara tertahan saya katakan kepada mereka bahwa semua boleh datang, dan mereka tidak usah membawa hadiah apa-apa. Doa mereka sudah lebih dari cukup buatSalsa!

Perasaan saya masih diliputi haru, ketika seorang bocah lelaki dengan pakaian lusuh datang, menghampisi saya. Tampaknya ia tidak mendengar perkataan saya barusan. Dengan wajah serius, ia menarik jilbab saya. Suaranya lantang terdengar, "Kak, kalo ngasih Salsa sabun, boleh
nggak...?!?"

Saya menatap bocah itu lurus-lurus, "Boleh!"

Suara saya tegas. Saya hanya tidak ingin mengecilkan keinginan besar anak itu untuk memberi sesuatu buat putri saya. Mendengar jawaban saya, bocah itu melangkah riang keluar dan bergabung kembali dengan rekan-rekannya yanglain.

Alhamdulillah, acara syukuran Salsa berlangsung ramai. Semua teman-temannya hadir, dan terlibat dalam berbagai permainan yang saya dan suami adakan. Saya sendiri merasa senang, karena itu artinya tidak ada di antara merekayang merasa tidak layak hadir hari itu.

Acara ditutup dengan makan-makan bersama dan pembagian bingkisan kepada seluruh anak yang hadir.

Adalah hadiah anak-anak sekitar rumah yang akhirnya membuat saya dan suami tertegun, haru.

Di hadapan kami dan Salsa kini, bertumpuk puluhan sabun dari aneka merk dan beberapa odol!

Saya memeluk Salsa, dan berkata pelan padanya, "Ini hadiah-hadiah terbaik yang pernah ada, sayang!"

go to the top of the page

Tolong ingatkan aku


Tolong ingatkan aku
Andai aku lupakan Tuhan
Dalam kesengganga dan kesibukan
Dalam kesenangan dan kesusahan

Tolong ingatkan aku
Jangan jadi anak durhaka
Ibu bapak jangan samai dilupakan
usah melukai hati dan perasaan mereka

Tolong ingatkan aku
Supaya ingat pesan guru
Bukan sekedar ingatan
Tapi tarbiyyah berpanjangan

Tolong ingatkan aku
Dengarlah dan bacalah AlQuran
ketika radio penuh hiburan
ketika TV penuh Hindustan

Tolong ingatkan aku
Dimana Islamnya akhirku
Jika aurat ditengadahkan
Disingkat, diketat, dijarangkan

Tolong ingatkan aku
Jadilah sahabat yang baik
Senantiasa memberi peringatan
Senantiasa menerima teguran

Tolong ingatkan aku
Kalau bercinta hanya karena-Nya
Dalam memilih utamakan iman
Kelak ikatan dihindari syaitan

Tolong ingatkan aku
Hidup ini satu kembara
Kutiplah mutiara dalam perjalanan
Moga di sana menjadi bekal

Tolong ingatkan aku
Diri ini milik Yang Kuasa
Kepada-Nya diserahkan jiwa
Segala-gala-Nya Dialah tumpuan

Tolong ingatkan aku...

go to the top of the page

Install Cinta Kasih

Oleh: Tidak Diketahui



Customer Service (CS): Ya, ada yang bisa saya bantu?

Pelanggan (P): Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cinta kasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya?

CS: Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?

P: Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk menginstalnya sekarang. Apa yang harus saya lakukan dahulu?

CS: Langkah pertama adalah membuka HATI anda. Tahukan anda di mana HATI anda?

P: Ya, tapi ada banyak program yang sedang aktif. Apakah saya tetap bisa menginstalnya sementara program-program tersebut aktif?

CS: Program apa saja yang sedang aktif?

P: Sebentar, saya lihat dulu, Program yang sedang aktif adalah SAKITHATI.EXE, MINDER.EXE, DENDAM.EXE dan BENCI.COM.

CS: Tidak apa-apa. CINTA-KASIH akan menghapus SAKITHATI.EXE dari system operasi Anda. Program tersebut akan tetap ada dalam memori anda, tetapi tidak lama karena akan tertimpa program lain. CINTA-KASIH akan menimpa MINDER.EXE dengan modul yang disebut PERCAYADIRI.EXE. Tetapi anda harus mematikan BENCI.COM dan DENDAM.EXE. Program tersebut akan menyebabkan CINTA-KASIH tidak terinstal secarasempurna. Dapatkah anda mematikannya?

P: Saya tidak tahu cara mematikannya. Dapatkah anda memandu saya?

CS: Dengan senang hati. Gunakan Start menu dan aktifkan MEMAAFKAN.EXE. Aktifkan program ini sesering mungkin sampai BENCI.COM dan DENDAM.EXE terhapus.

P: OK, sudah. CINTA-KASIH mulai terinstal secara otomatis. Apakah ini wajar?

CS: Ya, anda akan menerima pesan bahwa CINTA-KASIH akan terus diinstal kembali dalam HATI anda. Apakahanda melihat pesan tersebut?

P: Ya. Apakah sudah selesai terinstal?

CS: Ya, tapi ingat bahwa anda hanya punya program dasarnya saja. Anda perlu mulai menghubungkan HATI yang lain agar untuk mengupgradenya.

P: Oops. Saya mendapat pesan error. Apa yang harus saya lakukan?

CS: Apa pesannya?

P: ERROR 412 - PROGRAM NOT RUN ON INTERNAL COMPONENT". apa artinya?

CS: Jangan kuatir, itu masalah biasa. Artinya, program CINTA-KASIH diset untuk aktif di HATI eksternal tetapi belum bisa aktif dalam HATI internal anda. Ini adalah salah satu kerumitan pemrograman, tetapi dalam istilah non-teknis ini berarti anda harus men-"CINTA-KASIH"-i mesin anda sendiri sebelum men-"CINTA-KASIH"-i oranglain.

P: Lalu apa yang harus saya lakukan?

CS: Dapatkan anda klik pulldown direktori yang disebut "PASRAH"?

P: Ya, sudah.

CS: Bagus. Pilih file-file berikut dan salin ke direktori "MYHEART" MEMAAFKAN-DIRI-SENDIRI.DOC, dan MENYADARI-KEKURANGAN.TXT. sistem akan menimpa file-file konflik dan mulai memperbaiki program-program yang salah. Anda juga perlumengosongkan Recycle Bin untuk memastikan program-program yang salah tidak muncul kembali.

P: Sudah. Hei! HATI saya terisi file-file baru. SENYUM.MPG aktif di monitor saya dan menandakan bahwa DAMAI.EXE dan KEPUASAN.COM dikopi ke HATI. Apakah iniwajar?

CS: Kadang-kadang. Orang lain mungkin perlu waktu untuk mendownloadnya. Jadi CINTA-KASIH telah terinstall dan aktif. Anda harus bisa menanganinya dari sini. Ada satu lagi hal yang penting.

P: Apa?

CS: CINTA-KASIH adalah freeware. Pastikan untuk memberikannya kepada orang lain yang anda temui. Mereka akan share ke orang lain dan seterusnya sampaianda akan menerimanya kembali.

go to the top of the page

Persahabatan


Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama karenanya.

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkansahabatnya.

Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidakpernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan danmewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.

Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.

Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain:
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.

Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya. Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan dirisendiri.

"Dalam masa kejayaan, teman² mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman² kita."

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda? Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai?
Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satu pun yang dapat anda berikan?

Merekalah sahabat² anda. Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka.

go to the top of the page

Bawang Bombay kehidupan


Menjelang istirahat suatu kursus pelatihan, sang pengajar mengajak para peserta untuk melakukan suatu permainan.
"Siapakah orang yang paling penting dalam kehidupan Anda?" Pengajar pun meminta bantuan seorang peserta maju ke depan kelas, dan mulai melakukan permainan itu.

"Silakan tulis 20 nama yang paling dekat dengan kehidupan Anda saat ini"

Peserta perempuan itu pun menuliskan 20 nama di papan tulis. Ada nama tetangga, teman sekantor, saudara, orang-orang terkasih dan lainnya.
Kemudian pengajar itu menyilakan memilih, dengan mencoret satu nama yang dianggap tidak penting. Lalu siswi itu mencoret satu nama, tetangganya.

Selanjutnya pengajar itu menyilakan lagi siswinya mencoret satu nama yang tersisa, dan siswi itu pun melakukannya, sekarang ia mencoretnama teman sekantornya. Begitu seterusnya.

Sampai pada akhirnya di papan tulis hanya tersisa 3 nama. Nama orang tuanya, nama suami serta nama anaknya. Di dalam kelas tiba-tiba terasa begitu sunyi. Semua peserta pelatihan mengalihkan pandangan ke pengajar. Menebak-nebak apa yang selanjutnya akan dikatakan olehpengajar itu. Ataukah, selesai sudah tak ada lagi yang harus di pilih.

Namun dikeheningan kelas sang pengajar berkata: "Coret satu lagi!"

Dengan perlahan dan agak ragu siswi itu mengambil spidol dan mencoret satu nama. Namaorang tuanya.

"Silakan coret satu lagi!"

Tampak siswi itu larut dalam permainan ini. Ia gelisah. Ia mengangkat spidolnya tinggi-tinggi dan mencoret nama yang teratas dia tulissebelumnya. Nama anaknya. Seketika itu pun pecah isak tangis di kelas.

Setelah suasana sedikit tenang, pengajar itu lalu bertanya:

"Orang terkasih Anda bukan orang tua dan anak Anda? Orang tua yang melahirkan dan membesarkan Anda. Anda yang melahirkan anak. Sedang suami bisa dicari lagi. Mengapa Anda memilih sosok suami sebagaiorang yang paling penting dan sulit dipisahkan?"

Semua mata tertuju pada siswi yang masih berada di depan kelas.
Menunggu apa yang hendak dikatakannya. "Waktu akan berlalu, orang tua akan pergi meninggalkan saya. Anak pun demikian. Jika ia telah dewasa dan menikah, ia akan meninggalkan saya juga. Yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah suami saya."

Kehidupan itu bagaikan bawang bombay. Ketika di kupas selapis demi selapis, akan habis. Dan adakalanya kita dibuat menangis.

go to the top of the page

Thursday, April 21, 2005

Benih


Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama anaknya yang berteduh disana. Tampaknya mereka kelelahan sehabis berdagang di kota. Dengan menggelar sehelai tikar, duduklah mereka dibawah pohon yang besar itu.

Angin semilir membuat sang pedagang mengantuk. Namun, tidak demikian dengan anaknya yang masih belia. "Ayah, aku ingin bertanya..." terdengar suara yang mengusik ambang sadar si pedagang.

"Kapan aku besar, Ayah? Kapan aku bisa kuat seperti Ayah, dan bisa membawa dagangan kita ke kota?"

"Sepertinya", lanjut sang bocah, "Aku tak akan bisa besar. Tubuhku ramping seperti Ibu, berbeda dengan Ayah yang tegap dan berbadan besar. Kupikir, aku tak akan sanggup memikul dagangan kita jika aku tetap seperti ini."

Jari tangannya tampak mengores-gores sesuatu di atas tanah.

Lalu, ia kembali melanjutkan, "Bilakah aku bisa punya tubuh besar sepertimu, Ayah?"

Sang Ayah yang awalnya mengantuk, kini tampak siaga. Diambilnya sebuah benih, di atas tanah yang sebelumnya di kais-kais oleh anaknya. Diangkatnya benih itu dengan ujung jari telunjuk. Benda itu terlihat seperti kacang yang kecil, dengan ukuran yang tak sebanding dengan tangan pedagang yang besar-besar. Kemudian, ia pun mulai berbicara.

"Nak, jangan pernah malu dengan tubuhmu yang kecil. Pandanglah pohon besar tempat kita berteduh ini. Tahukah kamu, batangnya yang kokoh ini, dulu berasal dari benih yang sekecil ini. Dahan, ranting dan daunnya, juga berasal dari benih yang Ayah pegang ini. Akar-akarnya yang tampak menonjol, juga dari benih ini. Dan kalau kamu menggali tanah ini, ketahuilah, sulur-sulur akarnya yang menerobos tanah, juga berasal dari tempat yang sama."

Diperhatikannya wajah sang anak yang tampak tertegun. "Ketahuilah Nak, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, dahan yang rindang, daun yang lebar, juga akar-akar yang kuat. Dan untuk menjadi sebesar pohon ini, ia hanya membutuhkan angin, air, dan cahaya matahari yang cukup. Namun jangan lupakan waktu yang membuatnya terus bertumbuh. Pada mereka semualah benih ini berterima kasih, karena telah melatihnya menjadi mahluk yang sabar."

"Suatu saat nanti, kamu akan besar Nak. Jangan pernah takut untuk berharap menjadi besar, karena bisa jadi, itu hanya butuh ketekunan dan kesabaran."

Terlihat senyuman di wajah mereka. Lalu keduanya merebahkan diri, meluruskan pandangan ke langit lepas, membayangkan berjuta harapan dan impian dalam benak. Tak lama berselang, keduanya pun terlelap dalam tidur, melepaskan lelah mereka setelah seharian bekerja.

Jangan pernah merasa malu dengan segala keterbatasan. Jangan merasa sedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Allah, menciptakan kita penuh dengan keistimewaan. Dan karena Allah, memang menyiapkan kita menjadi mahluk dengan berbagai kelebihan.

Mungkin suatu ketika, kita pernah merasa kecil, tak mampu, tak berdaya dengan segala persoalan hidup. Kita mungkin sering bertanya-tanya, kapan kita menjadi besar, dan mampu menggapai semua impian, harapan dan keinginan yang ada dalam dada. Kita juga bisa jadi sering membayangkan, bilakah saatnya berhasil?

Kapankah saat itu akan datang?

Teman, kita adalah layaknya benih kecil itu. Benih yang menyimpan semua kekuatan dari batang yang kokoh, dahan yang kuat, serta daun-daun yang lebar. Dalam benih itu pula akar-akar yang keras dan menghujam itu berasal. Namun, akankah Allah membiarkan benih itu tumbuh besar, tanpa alpa dengan bantuan tiupan angin, derasnya air hujan, dan teriknya sinar matahari?

Begitupun kita, akankah Allah membiarkan kita besar, berhasil, dan sukses, tanpa pernah merasakan ujian dan cobaan?

Akankah Allah lupa mengingatkan kita dengan hembusan angin "masalah", derasnya air "ujian" serta teriknya matahari "persoalan"?

Tidak Teman. Karena Allah Maha Tahu, bahwa setiap hambaNya akan menemukan jalan keberhasilan, maka Allah akan tak pernah lupa dengan itu semua.

Jangan pernah berkecil hati. Semua keberhasilan dan kesuksesan itu telah ada dalam dirimu.

Copy from Kafe Kantor

go to the top of the page

Wednesday, April 20, 2005

Saat Yang Paling Sempurna


Mungkin ada sesuatu yang selalu anda ingin kerjakan. Sebuah hasrat untuk mengerjakan sesuatu yang anda cita-citakan. Mengapa anda tidak coba mengerjakannya hari ini? Hari ini adalah saat paling sempurna untuk memulainya. Dari semua hari yang tersedia, tidak ada yang lebih tepat daripada hari ini.

Anda menginginkan kesempurnaan? Berangkatlah dari yang tidak sempurna terlebih dahulu. Perbaiki satu bagian demi satu bagian, maka apa yang anda inginkan akan terwujud di depan mata. Tidak ada karya besar yang muncul dengan sekaliduduk.

Mengambil langkah pertama tidaklah sulit. Semuanya ada di dalam jangkauan anda, termasuk hari ini. Jadi tunggu apa lagi, yang terpenting adalah anda memulainya sekarang,karena anda adalah pemilik hari ini.

Mengapa tidak besok? Karena hari esok belum tentu ada.

go to the top of the page

Sekali Lagi, Bersyukurlah


Coba anda sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup anda. Renungkan tentang apa yang telah anda capai, orang-orang yang memperhatikan anda, pengalaman yang telah anda dapatkan, keahlian dan minat yang anda miliki, apayang anda percayai, dan hal-hal terindah dalam hidup anda.

Hal-hal yang anda hargai, pelihara, dan jaga, akan terus meningkat dalam hidup anda. Kelimpahan dimulai dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur yang tulus, anda menghargai apa yang telah anda miliki, yang selanjutnya akan mendorong anda secara mental, spiritual, dan fisik, untuk mencapai apa saja yang menjadi tujuan anda.

Bagaimana mungkin anda mendapatkan hal-hal yang lebih besar, bila anda tidak bersyukur atas apa yang telah anda miliki saat ini? Toh semuanya, hanya bisa dimulai dengan apa yanganda telah miliki tersebut.

Anda tahu, bahwa anda dapat mencapai tujuan, karena anda pernah merintis hal seperti itu. Pengalaman adalah milik anda yang patut disyukuri. Siapa bilang tidak ada hal yangbisa disyukuri?

Segalanya dalam jangkauan anda saat anda bersyukur akan apa yang telah anda dapatkan.

go to the top of the page

Bersikap Apa Adanya


Tanpa sadar banyak orang hidup dalam tekanan. Bukan karena beban terlalu berat; atau kekuatan tak memadai. Namun, karena tidak mau berterus terang. Hidup dalam kepura-puraan tak memberikan kenyamanan. Bersikaplah apa adanya. Bila anda kesulitan, jangan tolak bantuan. Sikap terus terang membuka jalan bagi penerimaan orang lain. Persahabatan dan kerja sama membutuhkan satu hal yang sama; yaitu keakraban di antara orang-orang. Keakraban tercipta bila satu sama lain saling menerima. Sedangkan penerimaan yang tulus hanya terujud dalamkejujuran dan sikap terus terang.

Kepura-puraan itu bagaikan bunga mawar plastik dengan kelopak dan warna sempurna, namun tak mewangi. Meski mawar asli tak seindah tiruannya dan segera layu, kita tetap saja menyukainya.

Mengapa? Karena ada detak kehidupan alam di sana. Hidup dalam kejujuran adalah hidup alami yang sejati. Hidup berpura-pura sama saja membohongi hidup itu sendiri. Anda bisa memilih untuk hidup apa adanya; dan berhak menginjakkan kaki di bumi ini. Atau, hidup berpura-pura dalam dunia ilusi.

go to the top of the page

Jangan Melihat Ke Belakang


Niccolo Paganini, seorang pemain biola yang terkenal di abad 19, memainkan konser untuk para pemujanya yang memenuhi ruangan. Dia bermain biola dengan diiringi orkestra penuh.

Tiba-tiba salah satu senar biolanya putus. Keringat dingin mulai membasahi dahinya tapi dia meneruskan memainkan lagunya. Kejadian yang sangat mengejutkan senar biolanya yang lain pun putus satu persatu hanya meninggalkan satu senar, tetapi dia tetap main. Ketika para penonton melihat dia hanya memiliki satu senar dan tetap bermain, mereka berdiri dan berteriak,"Hebat, hebat."

Setelah tepuk tangan riuh memujanya, Paganini menyuruh mereka untuk duduk. Mereka menyadari tidak mungkin dia dapat bermain dengan satu senar. Paganini memberi hormat pada para penonton dan memberi isyarat pada dirigen orkestra untuk meneruskanbagian akhir dari lagunya itu.

Dengan mata berbinar dia berteriak, "Peganini dengan satu senar" Dia menaruh biolanya di dagunya dan memulai memainkan bagian akhir dari lagunya tersebut dengan indahnya. Penonton sangatterkejut dan kagum pada kejadian ini.

Renungan :

Hidup kita dipenuhi oleh persoalan, kekuatiran, kekecewaan dan semua hal yang tidak baik. Secara jujur, kita seringkali mencurahkan terlalu banyak waktu mengkonsentrasikan pada senar kita yang putus dan segala sesuatu yang kita tidak dapat ubah.
Apakah anda masih memikirkan senar-senar Anda yang putus dalam hidup Anda? Apakah senar terakhir nadanya tidak indah lagi?
Jika demikian, janganlah melihat ke belakang, majulah terus, mainkan senar satu-satunya itu. Mainkanlah itu dengan indahnya.

go to the top of the page

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis?


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat."Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetapbertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.

Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukaiperasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembutolehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati danjantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, salingmelengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahanyang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.

go to the top of the page

Cara Alam Menghibur Kita


Pernahkah kita mengalami ketika hujan deras mengguyur, kita
lupa membawa payung. Lalu kita pun berbasah kuyup kedinginan.
Namun, ketika kita siapkan jas hujan, justru panas dan terik
datang membakar hari. Sebalkah anda?

Atau mungkin kita pernah terburu-buru mengejar waktu, tetapi
perjalanan malah tersendat, seolah membiarkan kita terlambat.
Namun, ketika kita ingin melaju dengan tenang, pengendara lain
malah membunyikan klakson agar kita mempercepat langkah.
Sebalkah anda? Mengapa keadaan seringkali tak bersahabat?
Mereka seakan meledek, mengecoh, bahkan tertawa terbahak-bahak.
Inikah yang disebut dengan "ketidakmujuran"?

Sadari saja, itu adalah cara alam menghibur kita. Itulah cara
alam mengajak kita tersenyum, menertawakan diri sendiri, dan
bergurau secara nyata. Kejengkelan itu muncul dari kerena kita
tak mencoba bersahabat dengan keadaan. Kita hanya mementingkan
diri sendiri. Kita lupa bahwa jika toh keinginan kita tidak
tercapai, tak ada salahnya kita menyambutnya dengan senyum,
meski serasa kecut, tak apalah.

go to the top of the page

Pohon Pandan Tetangga

Prie GS

Tetangga sebelah rumah adalah tetangga yang amat populer di kampung saya. Nama aslinya Totok, tapi kemudian ada tambahan Pandan di belakangnya, dan jadilahTotok Pandan sebagai nama bekennya.

Tampaknya ia sangat menikmati tambahan nama baru itu. Bukan cuma karena terdengar keren, tapi juga karena nama itu begitu sering disebut. Jika orang kampung menyebut nama Totok, orang lain segera akan bertanya Totok yang mana. Jika telah disebut Totok Pandan sebagai jawaban, maka bereslah persoalannya. Jika ada orang tersesat dan bertanya, si penjawab akan menyebut rumah Totok Pandan sebagai land mark, sebagai ancar-ancar pertamanya. Jika orang itu baru pertama mendengar nama ini, si penjawab akan menuding jauh dengan telunjuk jarinya sambil menyebut, itu lhooo yang ada pohon pandan di depan rumahnya ituuu!

Tepat! Pak Totok ini menjadi terkenal bukan karena ia seorang tokoh yang namanya selalu dimuat di koran dan wajahnya selalu muncul di televisi. Ia orang biasa saja. Ia terkenal lebih karena pohon pandan di depan rumahnya itu. Pandan sebetulnya juga bukan tanaman langka. Ia nyaris bisa ada di mana-mana, gampangpula menanamnya.

Jika seseorang menanak nasi butuh semerbak baunya, nasi itu butuh dicampuri daun pandan. Jika hendak membuat kolak pisang bersantan dan butuh lebih semerbak, kolak ini membutuhkan pandan sebagai penyedapnya. Pendek kata, pandan adalah pohon murahan, gampangan tapi besar manfaatnya. Sesempit apapun tanah yang ada, orang tetap bisa menanamnya karena tanaman ini tak rakus lahan.

Tapi yang aneh, di seantero kampung kenapa hanya tetangga saya ini yang menanamnya. Itulah kenapa namanya jadi populer. Karena jika tetangga hendak menanak nasi, perlu menyempatkan diri menyambangi rumah Pak Totok dan memetik daun pandannya. Tiap hari hampir selalu saja ada yang memetik daun-daunnya.

Mereka bisa tetangga dekat, bisa tetangga dari lain desa yang kebetulan lewat di depan rumahnya. Jika yang empunya rumah tak ada, si pemetik biasa berteriak keras tanpa perlu jawaban; "Pak Totoook minta pandaaan," dan sudah merasa sah permintaannya. Lama-lama teriakan semacam itu menjadi begitu sering terdengar, dan menjadi pass word bagi para pemetik jika yang empunya rumah tak ada. Dan lama-lama pass word itu juga begitu populernya, sehingga banyak orang telah merasakan daun pandan Pak Totok, sudah menyebut nama Totok Pandan, tanpa harusselalu mengenal orangnya.

Begitu populernya nama Totok Pandan itu sehingga yang empunya nama sendiri heran. "Ternyata tidak perlu jadi pemain sinetron untuk terkenal. Tapi cukup hanya dengan menanam pohon pandan," katanya. Seterusnya mulut selebriti kampung ini nyerocos dengan lancarnya, bahwa menanam betul sih ia tidak, karena tanaman itu tak lebih adalah tinggalan almarhumah mertuanya. Jadi ia merasa memiliki kebaikan tak sengaja. Tapi betapa sesuatu yang tak disengaja pun, jika ia adalah barang berguna, begitu dahsyat efek baliknya. "Apalagi jika kita membuat kesengajaan terus-menerus," pikirnya.

Walau kebaikan itu cuma sederhana, cuma berupa daun-daun pandan, kenapa keharumannya bisa menular ke nama pemiliknya. "Apalagi jika kebaikan ini tidak cuma berupa daun pandan. Tapi juga berupa ribuan kebaikan lain yang kita punya tapi tak pernah kita pakai ini," katanya lebih jauh. Padahal ia mendapatkan bukti baru tentang kebaikan ini, pohon pandannya itu, meskipun tiap hari dipetik dan dikurangi, ia menjadi pohon yang amat sehat. Jadi ada rumus kesehatan yang syarat kedatangannya justru lewat mengurangi dan mengedarkan sesuatu yang berlebihan yang ada di dalam diri sendiri ini.

go to the top of the page

Belajar


Seorang anak muda mengunjungi seorang ahli permata dan menyatakan maksudnya untuk berguru. Ahli permata itu menolak pada mulanya, karena dia kuatir anak muda itu tidak memiliki kesabaran yang cukup untuk belajar. Anak muda itu memohon dan memohon sehingga akhirnya ahli permata itu menyetujuipermintaannya. "Datanglah ke sini besok pagi," katanya.

Keesokan harinya, ahli permata itu meletakkan sebuah batu berlian di atas tangan si anak muda dan memerintahkan untuk menggenggamnya. Ahli permata itumeneruskan pekerjaannya dan meninggalkan anak muda itu sendirian sampai sore.

Hari berikutnya, ahli permata itu kembali menyuruh anak muda itu menggenggam batu yang sama dan tidak mengatakan apa pun yang lain sampai sore harinya.Demikian juga pada hari ketiga, keempat, dan kelima.

Pada hari keenam, anak muda itu tidak tahan lagi dan bertanya, "Guru, kapan saya akan diajarkan sesuatu ?" Gurunya berhenti sejenak dan menjawab, "Akan tibasaatnya nanti," dan kembali meneruskan pekerjaannya.

Beberapa hari kemudian, anak muda itu mulai merasa frustrasi. Ahli permata itu memanggilnya dan meletakkan sebuah batu ke tangan pemuda itu. Anak muda frustrasi itu sebenarnya sudah hendak menumpahkan semua kekesalannya, tetapi ketika batu itu diletakkan di atas tangannya, anak muda itu langsung berkata, "Ini bukan batu yang sama". "Lihatlah, kamu sudah belajar," kata gurunya. "Belajar bersabar dan belajar membedakan antara permata dengan berlian.."

go to the top of the page

Jalan Cinta


Untuk anak-anakku,
Yang sedang bertanya-tanya
Tentang masa depan yang tersembunyi dan terbayang begitu jauh
Berharap-harap tentang hidup yang sedang dan akan dihadapinya
Anak-anakku,
yang sedang mencari keyakinan jiwa
Terhadap jiwa lain yang menjadi pasangan jiwanya
Anak-anakku,
Yang sedang gelisah
Menjalani hidup yang penuh ketidakpastian
Dan godaan-godaan yang memberatkan
Anak-anakku,
Yang semakin dewasa
Dan penuh dengan beban tanggungjawab kehidupan
Aku berdoa untuk kalian
Ya Allah,
Karuniakanlah kebajikan dan keteguhan hati kepada mereka
Jiwa-jiwa yang sedang tumbuh dewasa
Bersihkanlah jiwa mereka
Masukkanlah mereka dalam lindunganMu dan pemeliharaanMu

Anakku,
Pada mulanya engkau dan dia bertemu dalam ketidaksengajaan
Karena sejak mulanya adalah engkau dan dia dipertemukan
Oleh Tangan Gaib yang mengatur kehidupan
Dan sejak engkau bertemu lelaki bermata kuat
Dengan tatapannya yang tajam
Ada yang tersentak dari dalam dadamu
Engkau sering menyendiri duduk dalam gelap
bersenandung nyanyian kasmaran
Dan tersenyum entah untuk siapa
Nampaknya engkau tengah mabuk kepayang
memahat langit dengan angan-angan
mengukir malam dengan bayang-bayang
Jangan hanya diam engkau simpan dalam duduk termenung
Malam yang engkau sapa lewat tanpa jawab

Bersikaplah jujur dan terbuka
Tumpahkanlah perasaan yang sarat dengan cinta yang panas bergelora
Barangkali takdir tengah bicara
Telah datang seorang lelaki diperuntukkan buatmu
Dan pandangan matanya memang khusus buatmu
Mengapa engkau harus sembunyi dari kenyataan
Cinta kasih sejati kadang datang tak terduga
Bergegaslah bangun dari mimpi
Atau engkau akan kehilangan keindahan yang tengah engkau genggam
Anggap saja takdir tengah bicara
Ia datang dari langit buatmu dan pandangan matanya khusus buatmu

Engkau akan segera menyadari
Keadaannya tidaklah jauh berbeda
Takdir tengah bicara kepadanya
Ada yang tersentak dari dalam dadanya
Sejak ia bertemu denganmu gadis bermata lembut
Dan tatapanmu yang sejuk
Ia mengasingkan diri dari keriuhan
Merenungi keajaiban ruhaniah yang menggetarkan jiwanya
Bermalam-malam lewat tanpa jawab
Berharap-harap ia bertemu lagi denganmu
Menyusun angan-angan duduk berdua di bawah pohon cemara
Dan bercerita tentang sepasang burung yang bercumbu di atas dahan
Ia menyematkan kembang di rambut telinga kananmu

Lalu waktu yang engkau dan dia bayangkan pun tiba
Engkau bertemu dengannya berdiri di dekat duduknya
Tetapi ia hanya duduk terdiam
Engkaupun hanya berdiri terpaku berharap-harap
Ia berdiri mendekat ke hadapanmu dan menyapamu
Angin dan daunan dan waktu bercanda menunggu
Tetapi engkau dan dia tidak beranjak menyambut suara alam
Yang mengabarkan harapanmu terhadapnya
Dan mengabarkan hasratnya terhadapmu
Keraguanlah yang menyelimuti langkahmu
Engkau ragu keliru memahami pandangan matanya
Ketakutanlah yang menyelubungi langkahnya
Ia takut menemui kenyataanmu yang berbeda
Waktu berlalu dan engkau dan dia berlalu

Sejak ia berlalu dari hadapanmu
Sepi menggelayut di dalam dadamu dan rindu bayang-bayangnya
Sejak engkau berlalu dari hadapannya
Di dadanya bergelayut sepi dan rindu bayang-bayangmu

Engkau dan dia memang tidak seperti kanak-kanak lagi
Kanak-kanak tidak pandai berdusta apalagi terhadap perasaan di dada
Kanak-kanak yang begitu jujur tentang apa yang disukainya atau dibencinya
Dan disampaikannya dengan tanpa beban
Sedang engkau menyembunyikan darinya
Perasaanmu yang bergelora
Dan dia menyembunyikan darimu
Hasratnya yang membara
Kedua-duanya bersembunyi dibalik harga diri

Mengapa engkau dan dia tidak bersegera mengikuti panggilan jiwa
Yang disatukan Tangan Gaib dalam cinta
Anugerah yang mengejawantah dalam dirimu dan dirinya
Pabila cinta telah memanggilmu ikutilah jalannya
Meski dibalik sayapnya yang anggun
Tersimpan pedang tajam melukaimu
Yakinlah anugerah gaibNya akan membimbing engkau dan dia
Dalam perjalanan yang menggembirakan betapa pun jauhnya

Apabila anugerah cinta telah melingkupi jiwamu dan jiwanya
Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipertemukan
Betapapun engkau tidak menginginkan
Atau dia tidak menghendaki
Apabila hanya hasrat dan gelora nafsu yang melingkupi jiwamu dan jiwanya
Maka atas kehendakNya engkau dan dia akan dipisahkan
Betapapun engkau ingin menemukannya
Atau dia ingin menemukanmu
Sesungguhnya atas kehendakNyalah engkau dan dia dipertemukan atau dipisahkan

Nampaknya kegelisahanmu dan hasratnya
Hendak dipertemukan olehNya dalam cinta
Sehingga waktu membuatmu sering berhadapan dengannya
Dan ruang sering menempatkannya di dekatmu
Lalu engkau dan dia menjadi lebih mudah berbicara
Dan mendekatkan jiwamu dengan jiwanya
Sampai tiba waktu yang engkau dan dia tunggu
Benih yang dianugerahkan untukmu dan untuknya
Telah mulai bersemi dan tumbuh sebagai pohon cinta dengan cepatnya
Kalian menjadi sepasang kekasih yang saling mengikat janji setia

Sepasang kekasih saling menumpahkan perasaan
Mengikat waktu dengan memadu rindu
Saling bercerita tentang kegembiraan
Saling bercerita tentang kesedihan
Saling membagi tentang harapan dan beban
Memupuk pohon cinta dengan terbuka
Kepercayaan dan keikhlasan tentang hidup yang nampak atau tersembunyi
Memberikan dengan segala kerelaan kesempatan dan dukungan
Meminta dengan lembut pembelaan dan perlindungan
Memberikan pengertian dengan sepenuh hati dan pikiran

Sepasang kekasih saling menjaga dan memelihara
Karena ada kalanya di tengah waktu
Datang masa-masa yang mengganggu dan membingungkan
Menjadi masalah dan kemarahan
Lalu seperti kanak-kanak kalian saling membenci
Tentang keadaannya yang tidak engkau inginkan
Tentang keadaanmu yang tidak dia inginkan
Lalu seperti kanak-kanak kalian saling berdiam
Tentang ketidakmengertiannya terhadap keinginanmu
Tentang ketidakmengertianmu terhadap keinginannya
Anugerah cinta, harapan dan kedewasaan yang membimbing kalian
Membawamu kembali mendekat kepadanya
Membawanya kembali mendekat kepadamu
Lalu kalian saling bercerita
Tentang pemeliharaan dan penjagaan sepasang kekasih
Lalu kalian saling mengingatkan tentang pohon cinta yang kalian ikrarkan

Di sepanjang perjalanan selalu datang kabut
Mengaburkan pandangan dan menghalangi tujuan hidup
Kekuatanmu dan kekuatannya dan anugerah cinta yang dapat membersihkannya
Maka hanya kepadaNya berlindung dan berserah diri
Sepasang kekasih memohon penjagaan dan pemeliharaan
Sepasang kekasih memohon limpahan kasih sayang

Pohon cinta tumbuh subur dan semakin dewasa
Akarnya semakin kuat dan pokoknya semakin kokoh
Daunnya semakin rimbun meneduhi
Pohon dewasa yang siap berbunga dan berbuah
Dalam jiwamu mulai tumbuh perasaan-perasaan baru
Tentang tujuan dan harapan pohon cinta
Akankah ini berbunga dan berbuah dengan lebatnya
Engkau menjadi putik benih bagi hidup baru
Dan dia menjadi sari menghidupkan benih
Dalam jiwanya mulai tumbuh gagasan-gagasan baru
Tentang kedewasaan pohon cinta dan tujuan dan harapannya
Akankah ini berbunga dan berbuah dengan lebatnya
Akankah dia menikmatinya bermusim-musim

Malam-malam berlalu tanpa jawab
Kegelisahanmu dan kegundahannya dipertemukan dalam diam
Engkau tidak tahu bagaimana memulai kata ungkapan tentang perasaanmu yang baru
Dia tidak tahu bagaimana menceritakan gagasannya yang baru
Kedewasaanmu dan kedewasaannya mendapat ujian
Menghadapi kenyataan dengan terbuka dan jujur
Bermalam-malam berlalu dengan doa
Engkau dan dia berdoa
Ya Allah,
Bersihkanlah diriku, jernihkanlah pikiranku, beningkanlah hatiku
Tunjukkanlah kepadaku keyakinan yang benar
Pilihkanlah bagiku asal yang baik dan akhir yang baik

Sampai tiba waktunya
Engkau dan dia dikuatkan
Saling membuka dan bercerita tentang hal yang sama
Dan kalian saling tertawa tentang kekakuan beberapa masa sebelumnya
Kalian saling memantapkan harapan dan tujuan
Kalian saling mengingatkan tanggungjawab dan kenyataan hidup
Kalian saling setuju hidup bersekutu

Maka atas KehendakNYa kalian dipersatukan
Atas NamaNya kalian menjadi Suami Istri dengan kasih sayang
Berjanji saling menjaga dan mengingatkan tentang kebaikan
Saling melindungi dan mendukung dalam kehidupan
Dan hidup menjadi lebih nyata dan membahagiakan

Begitulah kalian menjalani hidup bersekutu
Bulan-bulan berlimpah kegembiraan dan kesenangan
Memadu kasih dengan bahagia tanpa kesedihan dan kegelisahan
Seolah-olah hanya kalian berdua yang ada di dunia
Lalu waktu berjalan semakin panjang
Dan hidup menjadi semakin nyata
Keriuhan dan gejolak hidup menampakkan wujudnya

Engkau mengandung anakmu yang pertama
Lalu seperti mendapat jiwa lain bersemayam dalam tubuhmu
Engkau dan dia merasakan ikatan yang batin
Suamimu bergembira dan menjadi semakin dewasa
Sembilan bulan engkau menjaga anak dalam kandunganmu
Dengan susah payah yang bertumpuk
Ada kalanya engkau menyimpan marah dan kesal
Ada kalanya engkau begitu gembira dan bahagia
Penuh syukur dan doa kepadaNya

Ketika tiba saatnya
Beban kandungan semakin memuncak
Punggungmu semakin berat dan payah
Pinggangmu semakin pegal dan sulit bernapas
Anakmu mengabarkan waktunya semakin dekat
Dan engkau melahirkannya dengan kesulitan dan berat
Antara rasa hidup dan mati yang menyakitkan
Suamimu menjagamu dan menguatkanmu

Ketika suara tangis bayi terdengar
Manusia baru telah lahir di tengah-tengah keluargamu
Dan engkau merasakan kebahagiaan yang tinggi
Memeluk bayi basah begitu merah
Jiwamu penuh dengannya dan jiwanya mengenalimu sebagai ibunya
Udara seperti penuh malaikat-malaikat suci
Menyambut dengan doa kehadiran anakmu
Membisikkan kepadamu harapan-harapan dan janji dari Tuhan
Hidupmu menjadi begitu berharga dan mulia
Dan mendapat tempat istimewa di surgaNya
Engkau menjadi ibu
Suamimu menjadi bapak

Engkaupun mengasuh dan memeliharanya
Dengan kasih sayang yang berlimpah
Jiwamu terikat dengan jiwanya
Air susu yang engkau minumkan kepadanya
Menjadi air jiwa bagi anakmu
Dan kebahagiaannya meminum air susumu
Menjadi tali yang tidak pernah putus bagimu
Kemanapun engkau bepergian
Yang ada dalam hati dan pikiranmu hanyalah wajah mungilnya
Maka bila tiba waktu pulang
Engkau bergegas dan cepat-cepat hendak sampai rumah
Di halaman engkau dengar tangisnya
Ia mencium aroma tubuhmu lewat angin
Hatimu tersayat-sayat penuh dengan rasa rindu bergumpal-gumpal di dadamu
Air susumu menetes karenanya
Tidak sabar engkau angkat dan engkau cium wajahnya
Disambutnya engkau dengan senyum dari mulut mungil
Dan mata lucu yang merasa aman pelindungnya telah datang
Diusap-usapnya dengan kedua tangan mungil kulit wajahmu yang lekat di wajahnya
Seolah-olah dapat dipastikan olehnya halus kulit wajahmu
Matanya semakin berbinar
Mendapati air susumu yang segar dan menyehatkan
Dan hatimu semakin bersinar
Kebahagiaan yang bertumpuk di atas kebahagiaan
Engkau lupakan semua lelah dan payah yang engkau jalani
Menungguinya bermalam-malam tanpa tidur
Ketika merengek ia basah oleh ompol atau kotoran
Ketika menangis ia tengah malam haus atau lapar

Waktu terus berjalan
Engkau melihat anakmu tumbuh berkembang
Belajar berguling dan menengkurapkan tubuhnya
Belajar merangkak dan berjalan
Dan mengucapkan kata-katanya yang pertama
Engkau mengajarinya memanggilmu ibu
Dan memanggil suamimu bapak
Engkau mengajarinya tentang alam
Api itu panas es itu dingin
Obat itu menyembuhkan racun itu mematikan
Engkau mengajarinya makan dan memakai baju
Menyisirkan rambutnya
Sambil bersenandung lagu kesukaannya
Dan menggumam betapa eloknya anakmu
Kesukaanmu kepadanya bertambah-tambah
Ikatanmu terhadapnya semakin kuatnya

Sedikit saja ia luka terjatuh atau tersayat pisau
Engkau begitu khawatirnya
Seolah-olah darah yang tumpah itu adalah darahmu sendiri
Dan kulitmulah yang tersayat atau luka
Begitu sayangnya engkau kepadanya
Sehingga yang engkau ucapkan adalah rasa marah
Yang lalu rasa sedihmu sebab telah memarahinya
Membuatmu menggendongnya dan mengusap lembut lukanya
Dengan obat yang paling lunak tetapi menyembuhkan

Engkau melihat anakmu tumbuh semakin dewasa
Dan menghadapi hidup dengan jalannya sendiri
Engkau semakin kesulitan menghadapinya
Seolah-olah ia tidak dapat mengerti keinginanmu
Dan engkau tidak lagi mengerti keinginannya
Ia hidup dengan teman-temannya sendiri
Berbicara sedikit denganmu dan dengan suamimu
Ia seolah-olah semakin jauh
Engkau bimbang dan gagap menghadapi dunianya yang berubah
Rasa cintamu kepadanya begitu ingin
Mengikatnya dalam rengkuhanmu
Mengamankannya dalam dekapanmu
Menggendong dan mengelus wajahnya seperti ketika ia kecil
Sedang gagasanmu tentang tantangan hidupnya begitu ingin
Membebaskannya melakukan pencarian
Mendukungnya tumbuh dan belajar menghadapi masa depannya
Melepaskannya untuk hidup dalam masanya

Sampai tiba waktunya ia benar-benar menjadi dewasa
Dan memahami duniamu dengan lebih leluasa
Dan engkau memahami dunianya dengan lebih lega
Percaya dan ikhlas tentangnya
Yakin karena engkau telah membimbingnya dengan benar
Maka engkau berdoa untuk anakmu setiap malam dalam sujud
Ya, Allah,
Tunjukkanlah kepada anakku jalan yang benar
Dekatkanlah ia kepada jalanMu
Bimbinglah ia, jagalah ia, lindungilah ia
Berikanlah kepadanya keteguhan dan keyakinan yang kuat
Tabahkanlah ia menghadapi hidup
Dan sabarkanlah kami dan bimbinglah kami orang tuanya
Ya Allah,
Kami berserah diri kepadaMu

Tiba waktu bagi anakmu menemukan kekasihnya
Seperti engkau ketika muda
Engkau begitu ingin melihat kekasihnya
Dililit rasa cemburu karena perhatiannya kepadamu
Tidak lagi seperti dahulu
Ia lebih banyak bersama kekasihnya daripada bersamamu
Dan ketika bersamamu
Ia lebih banyak bercerita tentang kekasihnya daripada tentangmu
Engkau merasa akan tiba waktunya
Dan ketika anakmu menikahi kekasihnya
Waktu pun tiba
Engkau berpisah dengannya
Anakmu menjalani hidup sendiri
Mendiami rumahnya sendiri
Bersama dengan istrinya seperti engkau dahulu
Dan hidupmu seolah-olah kesepian

Waktu terus berputar
Dan kalian berdua menjadi begitu tua
Rambut memutih dan tubuh melemah
Kenangan berjalan satu-satu di depan mata
Engkau menjadi memiliki kesadaran dan memahami
Hidup ini bisa begitu mudah atau rumit
Tergantung bagaimana engkau melihat dan menjalaninya
Sekarang engkau telah tua sehingga engkau melihat
Apa yang dahulunya engkau anggap
Sebagai kerumitan dan kesulitan yang besar
Ternyata hanyalah hal yang sederhana dan mudah saja
Ternyata engkau lahir bukan untuk bersiap-siap menghadapi hidup
Engkau lahir adalah untuk hidup dan menjalani hidup
Engkau lalu menjadi begitu pasrah dan ikhlas
Menerima waktu yang semakin habis
Tubuhmu menjadi sakit dan terbaring di dipan
Anak-anakmu yang dekat maupun yang jauh berdatangan
Berdoa dan memohonkan ampun di samping dipan
Mengantarkanmu memenuhi waktu terakhir
Sampai akhirnya engkau pergi meninggalkan dunia dengan tenang
Anak-anakmu bahagia
Melihatmu tersenyum dengan tenang di saat terakhir
Menandakan keberhasilanmu menjalani hidup
Mereka mendoakan
Hidupmu lebih bahagia dan tenang
Di alam yang lebih kekal
Mereka bangga terhadapmu.

[Naskah ini bersumber dari berbagai pustaka.
Sumber Pustaka: QS Ali Imron, Musashi - Eiji Yoshikawa, Sang Nabi - Kahlil
Gibran, Nyanyian Kasmaran - Ebiet G Ade]

go to the top of the page

Bekerjalah dengan Cinta


Wanita paruh baya itu berperawakan pendek dan sedikit gemuk. Beberapa helai uban turut menghiasi mahkota kepalanya yang diikat dengan penjepit rambut. Namun raut wajah bulat telur itu seakan tak pernah sekalipun terlihat cemberut. Ia selalu tampak riang, sehingga menyembunyikan parasnya yang jelas telah diguratikeriput.

Wanita itu memang tidak terlalu renta, tetapi kekuatan dan kegesitan di masa mudanya niscaya telah direnggut usia. Karenanya, percayakah bahkan dari dirinyapun akan ada sebuah pelajaran tentang makna cinta?

* * *

Selalu...

Sabtu adalah hari yang ditunggu. Hari di mana nafas bisa dihela dengan panjang, dan sejenak mengistirahatkan raga dari rentetan kesibukan yang melelahkan. Saatnya pula untuk menikmati kebersamaan dengan seisi anggota keluarga. Sehingga, berbelanja di sebuah supermarket dekat rumah pun menjadi hiburan yangtak kalah meluahkan kebahagiaan.

Namun sepertinya tidak bagi wanita itu. Bagaikan tak mengenal hari libur, nyaris setiap waktu sosoknya selalu kutemui di sekitar kokusai kouryuu kaikan sertakampus.

Layaknya hari kerja, dikemasnya sampah-sampah yang berserakan serta dipisahkan antara yang terbakar dan tidak. Lantas ditaruhnya pada plastik yang berbeda warna. Sebentar kemudian diambilnya kain untuk mengelap kursi dan meja. Tak lupa, dengan vacuum cleaner dibersihkannya juga permukaan lantai. Setelah selesai ia segera beranjak ke toilet, lalu dengan mengenakan sarung tangan plastik dibersihkannya bekas kotoran manusia tersebut tanpa raut muka jijik.

Ia seperti tak peduli rasa lelah atau letih, walaupun terlihat pakaian seragam cleaning service biru mudanya telah basah bersimbah keringat. Tak juga kepenatan menyurutkan keramahannya untuk bertegur sapa dengan siapa saja saatbertemu muka.

Wanita itu entah siapa namanya. Hanya dengan panggilan obachan ia biasa disapa. Saat bersua denganku, juga selalu disempatkannya bertanya kabar. Bahkan ia pernah bercerita panjang lebar tentang anak-anak serta cucunya karena sering melihatku berjalan-jalan dengan keluarga. Beberapa kali pula saat usai kerja kulihat ia sedang berbelanja, masih lengkap dengan seragam biru mudanya. Lantas ditaruh barang-barang tersebut dikeranjang, dan perlahan dikayuhnya pedalsepeda tua untuk beranjak pulang.

Entahlah, rasanya tak ada perasaan iri dihatinya saat di hari libur ia ternyata harus bekerja, sementara aku justru berleha-leha. Ia bahkan tetap saja semangat bekerja dengan penuh suka cita. Begitu pula dengan obachan dan ojichan lain yang pernah kutemui, mereka selalu asyik menikmati pekerjaannya. Mencabut rumput liar di pekarangan kampus ketika musim panas, menyapu jalanan dari daun yang berserakan pada musim gugur, bahkan dengan bersusah payah turut menyeroktumpukan bongkahan salju di musim dingin.

Terlihat betapa bergairahnya mereka ketika memang waktunya harus bekerja. Gairah dalam bentuk kesungguhan dalam menekuni apapun jenis pekerjaan, yang mungkin tak dipandang orang walau dengan sebelah mata. Karenanya, tak terdengar ngalor-ngidul obrolan hingga jam istirahat tiba untuk sejenak melepaskan lapar dan dahaga. Berselang satu jam kemudian, mereka akan kembali sibuk menekunipekerjaannya. Senantiasa egitu, dari waktu ke waktu.

Rutinitas mereka mungkin tidaklah istimewa. Bekerja demi memperoleh sedikit nafkah atau sekedar menghabiskan waktu luang, tentu lebih baik dari bermalas-malasan di rumah. Terlebih-lebih itu adalah pekerjaan kasar, bukankerja kantoran yang menyenangkan dengan penyejuk atau pemanas ruangan.

Lalu mengapa mereka selalu saja bekerja seolah tak pupus oleh lelah? Bahkan bekerja bagaikan sebuah energi yang tak kunjung padam, mengalir dalam pembuluhdarah serta menggerakkan jiwa dan raganya.

Sekejap akupun tepekur, kemudian mahsyuk merenung...

Dan kulihat ada gairah membara yang berpendar dari balik kerut-merut kelopak mata tua itu. Seolah sinar matanya menyiratkan pesan agar bekerjalah dengan cinta. Karena bila engkau tiada sanggup, maka tinggalkanlah. Kemudian ambil tempat di depan gapura candi untuk meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita. (Kahlil Gibran).
Wallahu a'lamu bish-shawaab.
-Abu Aufa-

Catatan:
- Kokusai kouryuu kaikan: International House
- Obachan: wanita berumur, setengah tua
- Ojichan: pria berumur, setengah tua

go to the top of the page

Lepaskan Beban Itu


Suatu hari seorang anak kecil diajak ibunya ke sebuah swalayan. Setiba di swalayan, layaknya anak perempuan kecil lainnya, ia pun masuk dan melihat-lihat sambil berkeliling sementara ibunya berbelanja. Di sebuah konter makanan kecil, ia melihat sesuatu yang sangat menarik untuk anak seusianya, "Coklat", lalu tanpa sepengetahuan orang lain, ia pun mengambil dua batang coklat lalu memasukkannya ke dalam kantongnya. Anak kecil itu mencuri coklat tersebut. Malang baginya, manajer swalayan memergoki hal tersebut. Namun manajer itu hanya diam saja. Ia tidak melakukan tindakan apa-apa pada si anak. Anak kecil ini mulai ketakutan apabila pihak manajer toko melaporkannya pada ibunya.

Tiga hari setelahnya, ibu dan anak perempuannya tadi kembali ke toko yang sama. Namun kejadian tiga hari sebelumnya membuat anak kecil itu merasa tidak tenang. Ditambah lagi dengan manajer toko yang dirasa mengawasi gerak-geriknya terus-menerus. Anak kecil itu mulai takut. Ia takut apabila ibunya mengetahui apa yang dilakukannya tiga hari yang lalu. Lalu anak kecil itu pun melakukan sesuatu yang tidak diduga-duga. Ia mengatakan pada ibunya bahwa manajer tokoitu, melecehkannya.

15 menit kemudian polisi datang dan menahan manajer toko tersebut. Ketika manajer toko itu digelandang masuk kedalam mobil polisi, ia sempat tersenyum pada anak kecil tadi. Sebuah senyum yang tak dapat dilupakan oleh anak kecil itu. Hanya manajer itu yang mengetahui bahwa ia pernah mencuri coklat di toko tersebut, dan ia pun tidak pernah melaporkan hal ini pada siapapun. Hati kecil anak itu mulai diliputi perasaan bersalah. Hal ini terus mempengaruhinya sampaiia beranjak kuliah.

Suatu ketika, di perkuliahan, karena sulitnya menahan beban di masa kecilnya, ia pun menceritakan kejadian ini pada salah seorang teman yang dianggapnya dapat ia percayai. Tahukah apa yang ia rasakan setelahnya? Ya, ia merasa seolah ia dilahirkan kembali. Beban yang selama ini ia pegang seolah-olah menjadi ratusankali lebih ringan daripada yang pernah ia rasakan sebelumnya.

go to the top of the page

Monday, April 18, 2005

Kasih mu Ibu...




Ibu...
Aku berusaha tak menangis walaupun tidak ada engkau disisiku
Tapi sesungguhnya aku sangat menrindukanmu

Hidupku terasa hambar disaat mengenang kasihmu
Kasih yang hanya kubayang - bayangkan saja
Aku sungguh tidak tahu, kasihmu itu seperti apa !!

Aku tahu kasihmu hanya dari kata2 mutiara...
Dari sabda junjunganku, dan Titah penciptaku

Ibu...
Sudah hampir dua puluh tahun engkau pergi
Kini umurkupun telah hampir duapuluh tiga tahun
AKu hanya bisa membayang dan mengkhayal
Andai... andai..dan andai kau ada disini...

Sungguh aku membutuhkanmu...
Mungkin, Senyummu bisa memberikan keteduhan disaat hati bagaikan terbakar
Mungkin, Sentuhan lembut tanganmu akan menghancurkan kebrutalan dihatiku
Mungkin..mungkin..dan mungkin..

Ibu...
Aku mengagumi hanya dari cerita orang2 dikampung kita
Cerita mereka yang seolah2 ibu tidak bercacat jiwa

Bangga aku menjadi anakmu..

go to the top of the page

Friday, April 15, 2005

Kebenaran itu Sederhana

Prie GS



"Kebenaran itu sederhana!" Ini bukan kata-kata saya melainkan kata Anand Khrisna. Kata itu ia tulis sebagai pembelaan ketika Majalah Tempo lengkap dengan Pemimpin Redaksinya sedang diancam hukuman. Jadi, kalau boleh saya menerjemahkan, dalam kasus Majalah Tempo itu, tak
sulit menentukan siapakah pihak yang salah dan siapa yang benar.

Saya setuju. Tidak dibutuhkan kecerdasan tinggi untuk merasakan kebenaran. Kebenaran menjadi sulit ketika pihak-pihak lain campur tangan, termasuk hukum dan pasal-pasal. Maka muncullah cabang-ccabang kebenaran lain yang membingungkan. Di antara banyak cabang itu adatiga cabang pertama yang harus diwaspadai.

Pertama benar menurut diri sendiri, kedua benar menurut banyak orang, ketiga benar menurut hukum. Ketiga kebenaran ini sungguh masih rawan bahaya. Bagaimana mau percaya kepada diri sendiri jika terhadap mutu diri sendiri pun kita ini ragu-ragu. Bagaimana kalau kita ternyata bodoh belaka. Bagaimana kalau kita ini tidak cuma bodoh, tapi juga jahat. Sudah goblok, jahat pula. Maka bagaimana mungkin kebenaranversi si bodoh dan si jahat ini bisa dipercaya.

Kebenaran kedua, kebenaran versi orang banyak adalah juga kebenaran yang rawan pembengkokkan. Terutama ketika orang itu, meksipun banyak, tapi berasal dari budaya gerombolan, watak mobokrasi, gerudukisme dan gemar main keroyok.
Kemenangan orang-orang ini pasti bukan karena kebenarannya, melainkan karena keroyokannya itu. Ada kebenaran yang dibenarkan karena backing, karena kekuasaan dan tekanan. Kebenaran berbasis ketakutan semacam ini pasti sulit disebut kebenaran.

Ketiga, kebenaran versi hukum, ini juga rawan godaan.
Terutama jika memang kebenaran ini berasal dari hukum yang tergoda, tergoda tekanan, tergoda uang, dan tergoda jual beli perkara. Apakah semua itu kenyataan asing bagi kita?
Tidak. Dan hebatnya, untuk merasakan hukum yang ganjil ini, manusia tidak membutuhkan bukti-bukti yang nyata, tapi cukup dengan instink mereka.

Jadi instink itulah kata kuncinya. Untuk merasakan kebenaran, manusia cuma butuh instink. Dan jika cuma ini modalnya, manusia tak perlu menjadi ahli hukum, intelektual atau ahli meditasi. Tapi kebenaran yang bisa dideteksi instink ini datang dari jenis yang ke empat: bukan
kebenaran diri sendiri, kebenaran orang banyak, kebenaran hukum, melainkan kebenaran itu sendiri.

Kebenaran jenis ke empat itulah yang disebut Anand Khrisna sebagai sederhana, tak butuh kecerdasan tinggi untuk merasakannya, orang awam dan jenis orang-orang lugu pun sanggup denan cepat merasakannya.
Karena inilah kebenaran yang betapapun bagus bungkusnya, jika isinya tak lebih dari kebohongan, akan muncul lewat gerak mata, lewat bahasa tubuh, dan lewat alasan yang aneh-aneh.

Alasan itu, karena anehnya, sering menjadi terlalu besar, terlalu indah dan terlalu mengada-ada.
Itulah kenapa siapa bermulut manis, pasti malah menimbukan rasa curiga. Itulah kenapa orang yang sok akrab, malah menyebalkan, itulah kenapa orang yang hendak menipu malah begitu sopan tindak tanduknya, itulah kenapa orang yang gemar ingkar, justru adalah orang yang gemar berjanji, orang yang ngotot minta dipercayai, adalah orang yang punya bakat besar mengkhianati, itulah kenapa orang yang tercemar, bisa menggugat balik pembuka aibnya.

Inilah kenapa kebenaran itu dianggap sebagai barang yang mudah dan sederhana, karena apapun bungkusnya, selalu tampak begitu jelasnya.

go to the top of the page

Hikmah Dari Kisah Seekor Burung Pipit



Ketika musim kemarau baru saja mulai, seekor Burung Pipit mulai merasakan tubuhnya kepanasan, lalu mengumpat pada lingkungan yangdituduhnya tidak bersahabat.

Dia lalu memutuskan untuk meninggalkan tempat yang sejak dahulu menjadi habitatnya, terbang jauh ke utara yang konon kabarnya, udaranya selalu dingin dan sejuk.

Benar, pelan pelan dia merasakan kesejukan udara, makin ke utara makin sejuk, dia semakin bersemangat memacu terbangnya lebih ke utara lagi.

Terbawa oleh nafsu, dia tak merasakan sayapnya yang mulai tertempel salju, makin lama makin tebal, dan akhirnya dia jatuh ke tanah karena tubuhnya terbungkus salju. Sampai ke tanah, salju yang menempel disayapnya justru bertambah tebal.

Si Burung pipit tak mampu berbuat apa apa, menyangka bahwa riwayatnya telah tamat. Dia merintih menyesali nasibnya.

Mendengar suara rintihan, seekor Kerbau yang kebetulan lewat datang menghampirinya. Namun si Burung kecewa mengapa yang datang hanya seekor Kerbau, dia menghardik si Kerbau agar menjauh dan mengatakan bahwa makhluk yang tolol tak mungkin mampu berbuat sesuatu untukmenolongnya.

Si Kerbau tidak banyak bicara, dia hanya berdiri, kemudian kencing tepat diatas burung tersebut. Si Burung Pipit semakin marah dan memaki maki si Kerbau. Lagi-lagi Si Kerbau tidak bicara, dia maju satulangkah lagi, dan mengeluarkan kotoran ke atas tubuh si burung.

Seketika itu si Burung tidak dapat bicara karena tertimbun kotoran kerbau. Si Burung mengira lagi bahwa dia pasti akan mati tak bisabernapas.

Namun perlahan lahan, dia merasakan kehangatan, salju yang membeku pada bulunya pelan pelan meleleh oleh hangatnya tahi kerbau, dia dapat bernapas lega dan melihat kembali langit yang cerah. Si Burung Pipitberteriak kegirangan, bernyanyi keras sepuas puasnya.

Mendengar ada suara burung bernyanyi, seekor anak kucing menghampiri sumber suara, mengulurkan tangannya, mengais tubuh si burung dan kemudian menimang-nimang, menjilati, mengelus dan membersihkan sisa-sisa salju yang masih menempel pada bulu si burung. Begitu bulunya bersih, Si Burung bernyanyi dan menari kegirangan, dia mengira telah mendapatkan teman yang ramah dan baik hati.

Namun apa yang terjadi kemudian, seketika itu juga dunia terasa gelap gulita bagi si Burung, dan tamatlah riwayat si Burung Pipit ditelanoleh si Kucing.

Dari kisah ini, banyak pesan moral yang dapat dipakai sebagai pelajaran:
1. Halaman tetangga yang nampak lebih hijau, belum tentu cocok buat kita.
2. Baik dan buruknya penampilan, jangan dipakai sebagai satu satunya ukuran.
3. Apa yang pada mulanya terasa pahit dan tidak enak, kadang kadang bisa berbalik membawa hikmah yang menyenangkan, dan demikian pula sebaliknya.
4. Ketika kita baru saja mendapatkan kenikmatan, jangan lupa dan jangan terburu nafsu, agar tidak kebablasan.
5. Waspadalah terhadap Orang yang memberikan janji yang berlebihan.

Sumber : A Legend of a little sparrow

go to the top of the page